Kamis, 26 Agustus 2010

ALLAH IS "GOD"

Sebelum ada Islam, orang Arab Kristen sudah menyebut “Allah” sebutan bagi Sang Pencipta, karena beberapa orang yang saya dengar mulai berdoa dengan menyebut YHVH atau Yahweh menggantikan Allah. Berikut artikel dari http://yabina.org/artikel/A%2711_69.htm.

Seorang anak Amerika, rajin ke sekolah minggu dan berdoa kepada 'God.' Sekali waktu ia heran ketika temannya di Public School yang keturunan Arab dan pakai kerudung berdoa kepada 'Allah.' Ia mulai menerima persepsi yang terdistorsi bahwa sesembahan orang Kristen itu namanya 'God' dan sesembahan orang Islam itu namanya 'Allah.

Di lain waktu ia pindah bersama ayahnya yang diplomat yang ditugaskan ke Siria, ia bingung karena sekarang temannya yang orang Siria Kristen membaca Alkitab Peshita (Aram) dan berdoa kepada 'Alaha', dan ketika ayahnya dipindah ke Arab Saudi, ia melihat temannya anak Arab Kristen yang membaca Alkitab bahasa Arab juga berdoa kepada 'Allah' seperti temannya anak Arab-Islam yang berdoa kepada 'Allah.'

Dalam kedewasaannya, si anak mulai menyadari bahwa 'Allah' itu ternyata sama dengan 'God', apalagi setelah ia menginjak dewasa dan sering berkunjung ke Eropah ia melihat di sana orang Islam dalam percakapan juga sering menyebut 'Allah' sebagai 'God, Gott atau Dieu' juga. Tetapi kemudian ia menyadari bahwa sekalipun kedua teman Arab (yang Islam dan yang Kristen) itu sama-sama menggunakan nama 'Allah' (atau God) ternyata maksudnya beda juga.

Pengalaman yang sama dialami banyak orang, namun di balik kedewasaan wawasan si anak yang diceritakan di atas, ternyata banyak juga orang yang masih berada dalam kutub ekstrim, disatu kutub ada sikap 'allah-mania' yang menganggap bahwa nama 'Allah' itu monopoli milik orang Islam (seperti di Malaysia), dan di kutub lain ada sikap 'allah-fobia' yang alergi berat terhadap nama itu. Bagaimana sebenarnya perkembangan nama itu?

Nama 'El' dengan variasinya Elohim & Eloah sudah digunakan sebagai nama diri maupun sebutan sejak kitab pertama Alkitab (Kejadian 1, nama Yahweh baru diturunkan kepada Musa dalam Keluaran 6:1-2) dan dipercayai oleh keturunan Adam khususnya keturunan Sem (anak Nuh) yang menghasilkan rumpun Semit, rumpun Semitik ini menurunkan keturunan Ibrani, Arabi, Arami, dan banyak suku-suku di sekitar Palestina.

Suku bangsa Arab terdiri dari empat jalur, yaitu: (1) keturunan Sem (rumpun Semitik) melalui anak bernama Aram (Yahudi = keturunan Arphaksad); (2) keturunan Eber, yaitu melalui anaknya Yoktan (Yahudi = keturunan Peleg); (3) keturunan Abraham melalui Hagar (Ismael) dan juga (4) Keturah (Yahudi = keturunan Sara). Jadi orang Arab itu juga orang Semitik (keturunan Sem), Ibranik (keturunan Eber), dan juga Abrahamik (keturunan Abraham) sama halnya dengan orang Yahudi.

Dalam keturunan ini nama 'El' itu berkembang dalam dialek-dialek lokal menjadi 'Il, Ilu, Ilum' dan 'Ila, Ilah, Elah', dan khususnya di kalangan suku-suku berbahasa Arab 'El' itu disebut dalam dialek Arab sebagai 'Allah' (al-ilah) dan di kalangan suku Aram Siria disebut 'Alaha' (alah-ha). Kata sandang definitif 'al' (Arab) di tulis didepan dan 'ha' (Aram-Siria) di tulis di belakang. Dalam bahasa Ibrani dan Yunani, kata sandang ini tidak lazim dipakai untuk menyebut Tuhan.

Ensyclopaedia Britannica menulis:

"Allah(Arabic: "God"), the only God in the religion of Islam.Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the Arabic al-ilah, "the God." The name's origin can be traced back to the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, the latter being an Old Testament synonim for Yahweh. Allah is the standard Arabic word for "God" and is used by Arab Christians as well as by Muslims." (di bawah kata 'Allah').

Di kalangan suku-suku berbahasa Arab, nama 'Allah' itu adalah nama diri dan generik Tuhan. Dan sebelum ada Islam, jauh sebelumnya, orang yang berbahasa Arab yang menganut agama Yahudi maupun Kristen sudah menyebut 'El' dalam dialek Arabnya yaitu 'Allah.' Di kalangan orang Arab yang tidak menganut agama Yahudi dan Kristen, mereka masih menyebut 'El' monotheisme Abraham dalam dialek Arab sebagai 'Allah,' ini dilakukan oleh kaum Hanif/Hunafa.

"Gagasan tentang Tuhan Yang Maha Esa yang disebut dengan nama Allah, sudah dikenal oleh bangsa Arab kuno. Kelompok keagamaan lainnya sebelum Islam adalah Hunafa (tngl.hanif), sebuah kata yang pada asalnya ditujukan pada keyakinan monotheisme zaman kuno yang berpangkal pada ajaran Ibrahim dan Ismail. . . . Hanif. . . . digunakan dalam al-Quran dengan pengertian "orang yang mengikuti keyakinan monotheisme."

Sebuah kata sifat yang ditujukan oleh al-Quran terhadap Nabi Ibrahim dan terhadap mereka yang sebelum masa Islam menjaga kemurnian dan kelurusan naluri-naluri keagamaan mereka dan sama sekali tidak terlibat dalam tradisi paganisme dan politheisme. Mereka yang tergolong hunafa antara Nabi Ibrahim dan Muhammad terdapat sejumlah generasi Ibrahimiyyah dan Isma'illiyah." (Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, h.50-51,124).

Agama Islam masuk Indonesia pada abad-13 dan dari ratusan tahun kehadiran bahasa Arab di Indonesia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1.495 kata Arab (termasuk Allah) diterima sebagai kosa kata bahasa Indonesia (juga 3.280 kata Belanda dan 1.610 kata Inggeris).

"Jauh sebelum kehadiran agama Islam, orang Arab yang beragama Kristen sudah menggunakan (baca: menyebut) Allah ketika mereka berdoa kepada el, elohim, eloah. Bahkan tulisan-tulisan kristiani dalam bahasa Arab pada masa itu sudah menggunakan allah sebagai padan kata untuk el, elohim, eloah. Sekarang ini, allah tetap digunakan dalam Alkitab bahasa Arab, baik terjemahan lama (Arabic Bible) maupun terjemahan yang baru (Today's Arabic Version). .


Dari dahulu sampai sekarang, orang kristen di Mesir, Lebanon, Iraq, Indonesia, Malaysia, Brunai, Singapura dan di berbagai negara di Asia serta Afrika yang dipengaruhi oleh bangsa Arab, terus menggunakan (baca: menyebut) kata allah - jika ditulis biasanya menggunakan huruf kapital "Allah" untuk menyebut Pencipta Alam Semesta dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, baik dalam ibadah maupun dalam tulisan-tulisan." (Daud Susilo, Forum Biblika, LAI, No.8/1998, h.102).

Agama kristen masuk ke Indonesia sejak abad-16. Karena nama 'Allah' sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia dan digunakan oleh orang Arab Kristen, maka tepat kalau LAI menggunakannya sebagai padan kata 'El, Elohim, Eloah' maupun 'Theos' karena kata ini bukan terjemahan melainkan perkembangan dialek yang asli, ini berbeda dengan kata 'God' yang adalah terjemahan. "Dalam terjemahan bahasa Melayu dan Indonesia, kata 'Allah' sudah digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa Melayu yang pertama (terjemahan Albert Corneliz Ruyl, 1629). Begitu juga dalam Alkitab Melayu yang pertama (terjemahan Melchior Leydekker, 1773) dan Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, 1879) sampai saat ini." (Susilo, ibid).

Memang, kemudian ada kelompok fundamentalis Islam di Malaysia yang melarang penggunaan nama 'Allah' dalam Alkitab Kristen, untuk ini Olaf Schumann, yang pernah 3 tahun memperdalam Islam di Universitas Al-Azhar Mesir, menjelaskan: "diakui pula dalam Al-Quran sendiri dimana Nabi Muhammad dalam percakapan dengan orang Kristen dan Yahudi menggunakan pula kata 'Allah' dan dengan sendirinya dicatatlah dalam buku suci umat Islam itu bahwa orang Yahudi dan Kristen menggunakan kata yang sama.

Dalam tradisi Islam berbahasa Arab pun tidak pernah dipersoalkan bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen menggunakan istilah yang sama dengan orang Islam untuk menyatakan Dia yang menjadi tujuan ibadah dan amal mereka. Mempersoalkan hal ini merupakan gejala yang baru yang bertentangan dengan Alquran, dan karena itu semestinya disebut sebagai bidat.

Bidat itu muncul umpamanya di Malaysia di mana pemerintah federal dan beberapa pemerintah negara bagian sejak tahun 1982 melarang orang bukan Islam menggunakan kata Allah dan beberapa kata Arab lainnya. Orang-orang yang membujuk pemerintah Malaysia untuk tindakan itu sebenarnya jahil terhadap agama Islam dan tradisi ajarannya yang bersumber pada al-Quran dan Sunna nabi Muhammad" (Keluar dari Benteng Pertahanan, BPK-GM, h.175).

Lalu, apakah itu berarti bahwa 'Allah' Kristen sama dengan 'Allah' Islam? Untuk ini kembali Schumann menulis: "yang menjadi masalah ialah soal dogmatika atau 'aqida', sebab ke tiga agama surgawi (samawi) itu mempunyai faham dogmatis yang berbeda mengenai Allah yang sama, baik hakekatnya maupun pula mengenai cara pernyataannya dan tindakan-tindakannya." (Schumann, h.177)

Perlu disadari bahwa ketiga agama Samawi (Yahudi, Kristen, Islam) menyembah oknum 'Allah' (El) yang sama tetapi berbeda dalam dogmatika/aqidah yang dipercaya mengenai Allah itu. Sebagai contoh, 'El' (bahasa Ibrani) Yahudi sama dalam oknum tetapi berbeda dalam pengajaran dengan 'Theos' Kristen (bahasa Yunani).

Agama Yahudi mendasarkan wahyunya perjanjian pada Abraham, Ishak, dan Yakub (berdasar Alkitab PL), tetapi agama Kristen menambahkannya dengan penggenapan wahyu perjanjian baru dalam Tuhan Yesus Kristus (berdasar Alkitab PB), ini ditolak Yahudi.

Demikian juga wahyu perjanjian yang dipercayai Islam (berdasar al-Quran) tidak dipercayai oleh Yahudi & Kristen. Perayaan Idul-Adha menunjuk pada 'El/Allah' dan 'Abraham/Ibrahim' yang sama tetapi menghasilkan kepercayaan berbeda mengenai siapa yang dikorbankan, Ishak atau Ismail? Allah (El,Theos) yang sama tidak mesti menghasilkan pengajaran/aqidah yang sama tergantung 'wahyu perjanjian' yang dianggap benar dan dipercayai oleh masing-masing.

Perlu disadari bahwa sejarah bangsa dan bahasa Arab sudah ribuan tahun jauh lebih tua dari kehadiran masa jahiliah (beberapa abad sebelum abad-7) dan masa Islam (abad-7, yang pada masakini dianut sebagian besar orang Arab). Bila kita menyadari hal itu, banyak kesimpang siuran dan ketidak mengertian soal nama 'Allah' bisa dihilangkan, sebab bagaimanapun, nama 'Allah' (bhs. Arab) is 'God' (bhs. Inggeris & Belanda) yang adalah 'El' (bhs. Ibrani) dan 'Theos' (bhs. Yunani).

Salam kasih dari Redaksi YABINA ministry

For God so loved the world, that He gave His only begotten son, that whose ever believeth in Him should not perish, but have everlasting life. John 3:16.

Tags: allah, kristen

copas from : http://elkids.multiply.com/reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar