Rabu, 13 Oktober 2010

Seperti seorang anak kecil

Manusia, yang selalu memiliki sifat ingin tahu, mempunyai harapan dan kerinduan untuk mengenal Tuhan, mengalami Tuhan, mendengar Dia berbicara, bahkan kalau bisa melihatNya dengan mata kepala kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Maka topik diskusi mengenai Tuhan selalu terasa menarik. Walaupun diskusi tentang Tuhan kadang berujung pertanyaan yang tetap menggantung. Tak jarang bahkan saling bersitegang karena peserta diskusi seringkali tidak mempunyai dasar tentang pengalaman akan Tuhan,dan saling berbantah seputar asumsi-asumsi yang mereka buat sendiri. Apalagi jika peserta diskusi saling merasa lebih pintar dari pihak lain.

Di jaman yang semakin modern ini dimana semakin banyak orang melupakan Tuhan, masih banyak sekali orang, beragama maupun tidak, disadari atau tidak, merindukan pengalaman menemukan Tuhan dan melihatNya menyatakan DiriNya. Kita menebak-nebak bagaimana seandainya Tuhan ada di saat tertentu dan peristiwa tertentu dalam hidup ini, terutama saat terjadi kesukaran hidup. Kita bertanya di mana Tuhan di saat terjadi suatu peristiwa yang menyedihkan atau jahat, dan berbagai pikiran kerinduan untuk melihat, mendengar, dan mengalamiNya. Dalam benak kita, tentunya kita memikirkan bagaimana seharusnya (menurut harapan kita sebagai manusia) Tuhan itu menyatakan diriNya. Tetapi apakah Tuhan memang memilih atau mempunyai cara dan sarana yang sama dengan yang kita pikirkan atau harapkan untuk menyatakan DiriNya kepada kita ? Saya merasa hal ini sangat penting untuk dicermati, karena sesungguhnya Tuhan sangat rindu untuk menyatakan DiriNya kepada kita dan selalu berusaha untuk mengungkapkan kasihNya kepada kita di dalam hidup ini. Dia sangat setia dan rindu selalu bersama kita. Allah Bapa berkata kepada nabi Yeremia, “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau, dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui “ (Yeremia 33:3).

Bagaimana kita mampu menerima pernyataan kasihNya dan segala hal mengenai kebijakanNya, baik dalam suka maupun duka hidup ini ? Dalam Matius 11 : 25-26, Tuhan Yesus mengatakan kepada BapaNya, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu”. Tentu Tuhan Yesus tidak bermaksud mencegah kita menjadi pandai dan bijak supaya dapat memahami Tuhan. Tetapi menjadi ‘kecil’ membuat kita mampu dan siap untuk memahami kebenaranNya dan kebesaranNya.

Apakah arti menjadi kecil ? Mempunyai kerendahan hati, kemurnian motivasi, dan keterbukaan hati seperti seorang anak kecil. Inilah tantangannya. Walaupun oleh karena pengetahuan dan pengalaman hidup kita merasa pandai dan bijak, kita memerlukan sikap seperti seorang anak kecil dalam menghayati iman dan kasih kita kepada Tuhan. Kepada para murid, Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga”. Kita memerlukan kualitas seorang anak kecil supaya kita bisa berjumpa dengan Tuhan, mengerti kehendakNya, dan mengalami Dia sepenuhnya.

Walaupun kita bukan anak kecil lagi, kita selalu bisa memilih untuk mempunyai kualitas seorang anak kecil, apalagi semua dari kita pernah menjadi anak kecil. Belajar untuk menjadi ‘kecil’ tidak sukar karena sedari awal kehidupan, kita telah memiliki sifat itu. Seorang anak kecil menaruh kepercayaan penuh. Bukan berarti ia tidak mempertanyakan segala sesuatu, tapi ia merasa aman dan nyaman bersama orang yang ia percaya. Walaupun tidak semua hal yang ingin ia ketahui ia dapatkan jawabannya, dan tidak semua hal yang ia inginkan bisa ia dapatkan, ia merasa tenang, karena ia percaya sepenuhnya kepada orang yang dikasihi dan dikenalnya. Ada ‘trust’, dan tidak hanya sekedar ‘believe’ di sana.

Setelah kita semakin dewasa, kita berusaha segala sesuatu harus ada di dalam kontrol kita. Kadang kita lupa sebagai anak-anak dulu, kita menyerahkan segalanya kepada orang tua kita, pihak kepada siapa kita meletakkan rasa percaya , trust kita. Sebagai seorang anak kita tahu dan sadar secara insting bahwa kita tidak selalu bisa mengontrol segala sesuatu sesuai kemauan kita. Ada sikap berserah di sana.

Seorang anak kecil bersikap polos, selalu menaruh pikiran positif kepada orang lain, tidak berprasangka buruk, karena dalam alam kesadarannya ia tahu ia bahwa ia tidak mempunyai seluruh pengetahuan yang memadai untuk bisa menghakimi seseorang atau sesuatu begitu saja.

Anak-anak mudah sekali terkagum-kagum. Saya pernah melihat seorang tukang sulap yang sedang beraksi di depan sejumlah anak-anak. Saya terkesan melihat rasa tercengang yang murni di wajah anak-anak itu. Menghargai segala sesuatu dengan rasa kagum yang tulus membantu anak-anak selalu merasa gembira dan bersyukur atas apapun yang diberikan kehidupan kepadanya. Maka anak-anak menjadi sangat mudah dibuat bahagia dan merasa bahagia. Tawa riang anak-anak bukan datang dari segala sesuatu yang serba sophisticated tetapi karena kehadiran dan kasih sayang orang-orang yang ia percayai dan cintai.

Seorang anak kecil bersikap ada adanya, tidak “jaga image” (jaim). Anak-anak tidak munafik. Mereka tidak menampilkan sesuatu yang sesungguhnya bukan jati dirinya. Apalagi sampai berusaha dengan segala cara untuk sekedar tampil baik. Anak-anak bebas menjadi dirinya sendiri. Tidak perlu menjadi terkenal atau harus dikenal karena kelebihan-kelebihannya, karena mereka bahagia dengan dirinya sendiri.

Ciri khas anak-anak adalah ketidakberdayaan, karena kemudaan dalam segala sesuatu. Akibatnya, hidup mereka menjadi lebih sederhana, sebab mereka cenderung menerima, menikmati, dan mensyukuri, apa yang ada. Dalam hal kepemilikan, anak-anak umumnya juga tidak serakah. Kalau bisa cukup dengan satu, mereka tidak perlu lima, selama mereka masih bisa menikmatinya, dan mereka cenderung selalu bisa menikmati, karena kesederhanaan hati mereka.

Seperti juga anak-anak kita dan kita sendiri di waktu kecil, anak-anak memang tidak selalu menurut kata orangtua. Namun hal itu bukan dilakukannya karena ingin melawan atau menyakiti orangtuanya, namun karena ia masih belajar menyesuaikan diri dengan berbagai bidang kehidupan yang masih baru baginya sambil merasakan dorongan-dorongan alamiah dalam dirinya. Tidak menurut karena sedang bertumbuh tidak sama dengan memberontak karena kesombongan dan keras kepala.

Anak-anak adalah tempat kita belajar kerendahan hati. Secara alamiah, di antara kehidupan bersama orang dewasa, anak-anak memang tidak punya apa-apa untuk membuat mereka merasa superior. Kerendahan hati membuat anak-anak tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Mereka mudah memaafkan, tidak cepat iri hati, dan mau mengerti, walau kadang harus ngambek duluan. Maka mudah dipahami bila sifat rendah hati itu juga membuat anak-anak tidak bersikap sok pintar dan merasa tahu segalanya. Dalam kepolosannya, anak-anak mau mendengarkan orang lain, menghargai pendapat dan pengalaman orang lain, dan tidak berusaha mendominasi atau mengintimidasi orang lain dengan pikiran-pikirannya.

Tentu saja anak-anak juga bisa merasa iri hati, tetapi karena sekali lagi, mereka manusia bebas yang gembira dengan dirinya dan tidak stres oleh hal-hal di luar kemampuannya untuk mengontrol keadaan, mereka lebih mudah menerima dan mengakui kelebihan orang lain.

Di saat hidup berjalan tidak sesuai dengan harapan, anak-anak akan menangis, tetapi tidak berkepanjangan, karena ia akan segera menemukan hal-hal baru yang menarik perhatiannya dan membuatnya asyik lagi di dalam situasi baru yang dihadapi, sehingga pada dasarnya anak-anak sangat mudah menikmati hidup. Fleksibilitas mereka sangat tinggi.

Anak-anak adalah guru kehidupan yang penuh belas kasihan. Mereka mudah merasakan empati yang dalam kepada binatang yang terluka, sekecil dan segeli apapun binatang itu. Bahkan seringkali merasa simpati kepada boneka atau mainannya sendiri yang telah patah.

Dan akhirnya, anak-anak sangat mudah memaafkan dan melupakan. Walau ia juga menangis kalau disakiti, tetapi keterbukaan hatinya membuatnya segera bisa berbaik kembali dan melupakan kesalahan orang lain. Banyak kesedihan datang dalam hidup karena sikap tidak mau memaafkan. Damai Tuhan sulit untuk hadir di dalam kekerasan hati yang menolak untuk mengampuni.

Jadi, bila kita merasakan bahwa Tuhan jauh dan penuh misteri, mungkin ini saatnya membiarkan Dia mengubah kita menjadi seperti seorang anak kecil lagi, sehingga kehadiranNya yang begitu nyata dalam kehidupan ini bagi kita masing-masing, terbuka jelas di hadapan kita. Bagaimana kita tahu bahwa kita telah berjumpa dengan Dia? Kedamaian. Pengalaman bersama Tuhan adalah pengalaman tentang kedamaian. Bila hati kita masih gelisah oleh berbagai hal, dan masih merasa terus ingin mengeluh dan berontak kepada sang hidup, mungkin kita memang belum sepenuhnya mengalami Dia. Dalam Lukas 10: 38-42, ketika Yesus berkunjung ke rumah Maria dan Martha, Maria duduk di kakiNya sambil terkagum-kagum mendengarkan Dia. Martha yang gelisah menegur Yesus yang tidak menegur Maria untuk membantunya. Yesus juga mengasihi dan menghargai Martha, tetapi Dia mengatakan bahwa Maria telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil dari padanya. Semoga kita terus memutuskan untuk memilih bagian yang terbaik untuk selalu dapat duduk di kakiNya dan menemukan kedamaian dan mengalami kebesaranNya. (uti)
Rata Penuh
**USS**

Kamis, 26 Agustus 2010

Memimpin Acara Pujian di Sekolah Minggu

Dirangkum oleh: Davida Welni Dana

Pujian di kelas sekolah minggu dapat membawa pengaruh yang besar bagi seluruh jalannya acara, terutama untuk mempersiapkan hati anak dalam menerima firman Tuhan. Apabila suasana puji-pujian monoton dan terlihat lesu, maka anak maupun guru akan sulit untuk membangun ibadah yang penuh sukacita dan semangat. Apa saja yang perlu diperhatikan saat memimpin acara pujian di sekolah minggu?

1. Penguasaan lagu.
Pemimpin pujian harus menguasai lirik maupun nada lagu yang akan dinyanyikan. Tetapkan pula kreativitas yang tepat sesuai dengan lagu yang dibawakan. Kuasai pula patokan umum jangkauan nada pada anak sesuai dengan kelompok usianya, yaitu:
1. Kelas Indria (di bawah 4 tahun): D1 - A1,
2. Kelas TK (5-6 tahun): D1 - B1,
3. Kelas Pratama (7-8 tahun): D1 - D2, dan
4. Kelas Madya (9-10 tahun): C1 - E2.

2. Pilih nyanyian yang tepat.
Hal ini mutlak bagi seorang pemimpin pujian di sekolah minggu. Pilihlah lagu rohani yang mudah diingat oleh anak-anak, mengandung kebenaran firman Tuhan yang kuat, mengandung doktrin yang benar, dan sesuaikan dengan usia anak-anak. Berikut beberapa syarat memilih nyanyian rohani agar dapat memenuhi fungsinya dalam mengajar. Nyanyian yang memenuhi syarat harus memunyai:
1. pesan yang sesuai dengan pelajaran yang disampaikan pada pertemuan itu;
2. kata-kata dan pesan yang mudah dimengerti oleh anak-anak;
3. lagu yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk suara anak-anak;
4. lagu yang cukup sederhana sehingga dapat dinyanyikan dengan benar oleh anak-anak;
5. bahasa dan musik yang memenuhi persyaratan bahasa dan musik yang bermutu tinggi; dan
6. lagu yang tidak terlalu panjang.

3. Perkenalkan lagu baru.
Anak-anak suka dengan sesuatu yang baru, termasuk lagu baru. Jadi, persiapkanlah paling tidak satu lagu baru saat memimpin pujian. Berikut cara-cara untuk mengajarkan lagu baru.
1. Ajarkan saat anak-anak sudah terbangun semangatnya untuk memuji Tuhan.
2. Gunakan alat peraga, seperti papan tulis, OHP/LCD, gambar, dan sebagainya. Tujuannya agar anak dapat menguasai lagu tersebut dengan cepat.
3. Ulangi beberapa kali agar anak memahami melodi lagu.
4. Nyanyikan lagu secara perlahan-lahan dahulu dan semakin lama semakin cepat.

4. Jelaskan arti atau inti lagu. Banyak kata-kata yang mungkin kurang dapat dimengerti anak. Jelaskanlah kata-kata sulit tersebut dan jelaskan pula inti dari lagu tersebut.

5. Perhatikan posisi saat menyanyi.
Posisi duduk, berdiri, atau cara menyanyikan lagu harus diperhatikan agar anak tidak mengalami cidera atau kerusakan pita suara.

6. Perhatikan situasi.
Bila anak kelihatan kurang bersemangat atau ada yang terlihat sudah bosan dengan mulai mengganggu teman-temannya selama pujian berlangsung, segera lakukan perubahan dengan mengajak anak bergerak lebih banyak, meminta mereka memimpin pujian, dan sebagainya.

7. Berikan kreasi dalam pujian.
Puji-pujian dapat dinyanyikan dengan atau tanpa iringan musik. Hal ini memerlukan kreativitas dan keterampilan para guru menyanyikan lagu pujian dalam berbagai variasi. Berikut ini ada beberapa kreasi lagu pujian.

1. Kreasi tepuk tangan.
Tepuk tangan merupakan kreasi yang paling mudah dan sederhana. Dan tepuk tangan ini dapat menjadi musik yang berirama sehingga membuat suasana pujian menjadi semakin menarik dan semarak. Tepuk tangan ini dapat divariasikan dalam hal keras lembutnya, kecepatannya, iramanya, dan jumlah ketukannya. Beberapa variasi tepuk tangan antara lain:
* Tepuk tangan satu kali (.),
* Tepuk tangan dua kali (..),
* Tepuk tangan tiga kali (...), dan
* Tepuk tangan pramuka (... ... .......).

2. Kreasi gerakan.
Gerakan dapat digunakan untuk mengiringi suatu lagu pujian. Gerakan ini dapat divariasikan dalam berbagai macam cara, baik gerakan tangan, jari-jari, kaki, kepala, tubuh, berdiri, jongkok, melompat, maupun dalam bentuk tarian.

3. Kreasi bersahut-sahutan.
Ada beberapa lagu pujian yang dapat dinyanyikan secara bersahut-sahutan.

4. Kreasi jalan di tempat.
Kreasi jalan di tempat ini dapat digabung dengan lagu yang berirama mars. Anak-anak juga dapat berdiri membentuk lingkaran, lalu bernyanyi sambil berjalan memutar.

5. Kreasi menirukan suara.
Suara musik dapat ditirukan saat menyanyikan lagu "Kambing Embek ... Embek, Kucing Meong ... Meong ...."

6. Kreasi dengan Boneka
Boneka dapat kita gunakan sebagai alat bantu dalam memimpin pujian di depan kelas, untuk mengubah keras lembutnya suara, tinggi rendahnya suara, atau cepat lambatnya lagu. Kalau boneka kita angkat tinggi, maka suara dikeraskan; kalau boneka diturunkan, maka suara dilembutkan.

Kreasi-kreasi tersebut dapat digabung agar suasana pujian menjadi semakin menarik. Anda juga dapat berkreasi sendiri menurut kreativitas anda.

Dirangkum dari:

Setiawani, Dr. Mary Go. Pembaruan Mengajar. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm. 104 -- 104.
Humes, Dr. Leatha dan Simanjuntak, Ny. A. Lieke. (1998).Penuntun Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Hlm. 99 -- 102.
Lie, Paulus. (1997). Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif. Yogyakarta: Yayasan Andi. Hlm. 2 -- 14.

copas from: http://www.sabda.org/lead/memimpin_acara_pujian_di_sekolah_minggu

ALLAH IS "GOD"

Sebelum ada Islam, orang Arab Kristen sudah menyebut “Allah” sebutan bagi Sang Pencipta, karena beberapa orang yang saya dengar mulai berdoa dengan menyebut YHVH atau Yahweh menggantikan Allah. Berikut artikel dari http://yabina.org/artikel/A%2711_69.htm.

Seorang anak Amerika, rajin ke sekolah minggu dan berdoa kepada 'God.' Sekali waktu ia heran ketika temannya di Public School yang keturunan Arab dan pakai kerudung berdoa kepada 'Allah.' Ia mulai menerima persepsi yang terdistorsi bahwa sesembahan orang Kristen itu namanya 'God' dan sesembahan orang Islam itu namanya 'Allah.

Di lain waktu ia pindah bersama ayahnya yang diplomat yang ditugaskan ke Siria, ia bingung karena sekarang temannya yang orang Siria Kristen membaca Alkitab Peshita (Aram) dan berdoa kepada 'Alaha', dan ketika ayahnya dipindah ke Arab Saudi, ia melihat temannya anak Arab Kristen yang membaca Alkitab bahasa Arab juga berdoa kepada 'Allah' seperti temannya anak Arab-Islam yang berdoa kepada 'Allah.'

Dalam kedewasaannya, si anak mulai menyadari bahwa 'Allah' itu ternyata sama dengan 'God', apalagi setelah ia menginjak dewasa dan sering berkunjung ke Eropah ia melihat di sana orang Islam dalam percakapan juga sering menyebut 'Allah' sebagai 'God, Gott atau Dieu' juga. Tetapi kemudian ia menyadari bahwa sekalipun kedua teman Arab (yang Islam dan yang Kristen) itu sama-sama menggunakan nama 'Allah' (atau God) ternyata maksudnya beda juga.

Pengalaman yang sama dialami banyak orang, namun di balik kedewasaan wawasan si anak yang diceritakan di atas, ternyata banyak juga orang yang masih berada dalam kutub ekstrim, disatu kutub ada sikap 'allah-mania' yang menganggap bahwa nama 'Allah' itu monopoli milik orang Islam (seperti di Malaysia), dan di kutub lain ada sikap 'allah-fobia' yang alergi berat terhadap nama itu. Bagaimana sebenarnya perkembangan nama itu?

Nama 'El' dengan variasinya Elohim & Eloah sudah digunakan sebagai nama diri maupun sebutan sejak kitab pertama Alkitab (Kejadian 1, nama Yahweh baru diturunkan kepada Musa dalam Keluaran 6:1-2) dan dipercayai oleh keturunan Adam khususnya keturunan Sem (anak Nuh) yang menghasilkan rumpun Semit, rumpun Semitik ini menurunkan keturunan Ibrani, Arabi, Arami, dan banyak suku-suku di sekitar Palestina.

Suku bangsa Arab terdiri dari empat jalur, yaitu: (1) keturunan Sem (rumpun Semitik) melalui anak bernama Aram (Yahudi = keturunan Arphaksad); (2) keturunan Eber, yaitu melalui anaknya Yoktan (Yahudi = keturunan Peleg); (3) keturunan Abraham melalui Hagar (Ismael) dan juga (4) Keturah (Yahudi = keturunan Sara). Jadi orang Arab itu juga orang Semitik (keturunan Sem), Ibranik (keturunan Eber), dan juga Abrahamik (keturunan Abraham) sama halnya dengan orang Yahudi.

Dalam keturunan ini nama 'El' itu berkembang dalam dialek-dialek lokal menjadi 'Il, Ilu, Ilum' dan 'Ila, Ilah, Elah', dan khususnya di kalangan suku-suku berbahasa Arab 'El' itu disebut dalam dialek Arab sebagai 'Allah' (al-ilah) dan di kalangan suku Aram Siria disebut 'Alaha' (alah-ha). Kata sandang definitif 'al' (Arab) di tulis didepan dan 'ha' (Aram-Siria) di tulis di belakang. Dalam bahasa Ibrani dan Yunani, kata sandang ini tidak lazim dipakai untuk menyebut Tuhan.

Ensyclopaedia Britannica menulis:

"Allah(Arabic: "God"), the only God in the religion of Islam.Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the Arabic al-ilah, "the God." The name's origin can be traced back to the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, the latter being an Old Testament synonim for Yahweh. Allah is the standard Arabic word for "God" and is used by Arab Christians as well as by Muslims." (di bawah kata 'Allah').

Di kalangan suku-suku berbahasa Arab, nama 'Allah' itu adalah nama diri dan generik Tuhan. Dan sebelum ada Islam, jauh sebelumnya, orang yang berbahasa Arab yang menganut agama Yahudi maupun Kristen sudah menyebut 'El' dalam dialek Arabnya yaitu 'Allah.' Di kalangan orang Arab yang tidak menganut agama Yahudi dan Kristen, mereka masih menyebut 'El' monotheisme Abraham dalam dialek Arab sebagai 'Allah,' ini dilakukan oleh kaum Hanif/Hunafa.

"Gagasan tentang Tuhan Yang Maha Esa yang disebut dengan nama Allah, sudah dikenal oleh bangsa Arab kuno. Kelompok keagamaan lainnya sebelum Islam adalah Hunafa (tngl.hanif), sebuah kata yang pada asalnya ditujukan pada keyakinan monotheisme zaman kuno yang berpangkal pada ajaran Ibrahim dan Ismail. . . . Hanif. . . . digunakan dalam al-Quran dengan pengertian "orang yang mengikuti keyakinan monotheisme."

Sebuah kata sifat yang ditujukan oleh al-Quran terhadap Nabi Ibrahim dan terhadap mereka yang sebelum masa Islam menjaga kemurnian dan kelurusan naluri-naluri keagamaan mereka dan sama sekali tidak terlibat dalam tradisi paganisme dan politheisme. Mereka yang tergolong hunafa antara Nabi Ibrahim dan Muhammad terdapat sejumlah generasi Ibrahimiyyah dan Isma'illiyah." (Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, h.50-51,124).

Agama Islam masuk Indonesia pada abad-13 dan dari ratusan tahun kehadiran bahasa Arab di Indonesia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1.495 kata Arab (termasuk Allah) diterima sebagai kosa kata bahasa Indonesia (juga 3.280 kata Belanda dan 1.610 kata Inggeris).

"Jauh sebelum kehadiran agama Islam, orang Arab yang beragama Kristen sudah menggunakan (baca: menyebut) Allah ketika mereka berdoa kepada el, elohim, eloah. Bahkan tulisan-tulisan kristiani dalam bahasa Arab pada masa itu sudah menggunakan allah sebagai padan kata untuk el, elohim, eloah. Sekarang ini, allah tetap digunakan dalam Alkitab bahasa Arab, baik terjemahan lama (Arabic Bible) maupun terjemahan yang baru (Today's Arabic Version). .


Dari dahulu sampai sekarang, orang kristen di Mesir, Lebanon, Iraq, Indonesia, Malaysia, Brunai, Singapura dan di berbagai negara di Asia serta Afrika yang dipengaruhi oleh bangsa Arab, terus menggunakan (baca: menyebut) kata allah - jika ditulis biasanya menggunakan huruf kapital "Allah" untuk menyebut Pencipta Alam Semesta dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, baik dalam ibadah maupun dalam tulisan-tulisan." (Daud Susilo, Forum Biblika, LAI, No.8/1998, h.102).

Agama kristen masuk ke Indonesia sejak abad-16. Karena nama 'Allah' sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia dan digunakan oleh orang Arab Kristen, maka tepat kalau LAI menggunakannya sebagai padan kata 'El, Elohim, Eloah' maupun 'Theos' karena kata ini bukan terjemahan melainkan perkembangan dialek yang asli, ini berbeda dengan kata 'God' yang adalah terjemahan. "Dalam terjemahan bahasa Melayu dan Indonesia, kata 'Allah' sudah digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa Melayu yang pertama (terjemahan Albert Corneliz Ruyl, 1629). Begitu juga dalam Alkitab Melayu yang pertama (terjemahan Melchior Leydekker, 1773) dan Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, 1879) sampai saat ini." (Susilo, ibid).

Memang, kemudian ada kelompok fundamentalis Islam di Malaysia yang melarang penggunaan nama 'Allah' dalam Alkitab Kristen, untuk ini Olaf Schumann, yang pernah 3 tahun memperdalam Islam di Universitas Al-Azhar Mesir, menjelaskan: "diakui pula dalam Al-Quran sendiri dimana Nabi Muhammad dalam percakapan dengan orang Kristen dan Yahudi menggunakan pula kata 'Allah' dan dengan sendirinya dicatatlah dalam buku suci umat Islam itu bahwa orang Yahudi dan Kristen menggunakan kata yang sama.

Dalam tradisi Islam berbahasa Arab pun tidak pernah dipersoalkan bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen menggunakan istilah yang sama dengan orang Islam untuk menyatakan Dia yang menjadi tujuan ibadah dan amal mereka. Mempersoalkan hal ini merupakan gejala yang baru yang bertentangan dengan Alquran, dan karena itu semestinya disebut sebagai bidat.

Bidat itu muncul umpamanya di Malaysia di mana pemerintah federal dan beberapa pemerintah negara bagian sejak tahun 1982 melarang orang bukan Islam menggunakan kata Allah dan beberapa kata Arab lainnya. Orang-orang yang membujuk pemerintah Malaysia untuk tindakan itu sebenarnya jahil terhadap agama Islam dan tradisi ajarannya yang bersumber pada al-Quran dan Sunna nabi Muhammad" (Keluar dari Benteng Pertahanan, BPK-GM, h.175).

Lalu, apakah itu berarti bahwa 'Allah' Kristen sama dengan 'Allah' Islam? Untuk ini kembali Schumann menulis: "yang menjadi masalah ialah soal dogmatika atau 'aqida', sebab ke tiga agama surgawi (samawi) itu mempunyai faham dogmatis yang berbeda mengenai Allah yang sama, baik hakekatnya maupun pula mengenai cara pernyataannya dan tindakan-tindakannya." (Schumann, h.177)

Perlu disadari bahwa ketiga agama Samawi (Yahudi, Kristen, Islam) menyembah oknum 'Allah' (El) yang sama tetapi berbeda dalam dogmatika/aqidah yang dipercaya mengenai Allah itu. Sebagai contoh, 'El' (bahasa Ibrani) Yahudi sama dalam oknum tetapi berbeda dalam pengajaran dengan 'Theos' Kristen (bahasa Yunani).

Agama Yahudi mendasarkan wahyunya perjanjian pada Abraham, Ishak, dan Yakub (berdasar Alkitab PL), tetapi agama Kristen menambahkannya dengan penggenapan wahyu perjanjian baru dalam Tuhan Yesus Kristus (berdasar Alkitab PB), ini ditolak Yahudi.

Demikian juga wahyu perjanjian yang dipercayai Islam (berdasar al-Quran) tidak dipercayai oleh Yahudi & Kristen. Perayaan Idul-Adha menunjuk pada 'El/Allah' dan 'Abraham/Ibrahim' yang sama tetapi menghasilkan kepercayaan berbeda mengenai siapa yang dikorbankan, Ishak atau Ismail? Allah (El,Theos) yang sama tidak mesti menghasilkan pengajaran/aqidah yang sama tergantung 'wahyu perjanjian' yang dianggap benar dan dipercayai oleh masing-masing.

Perlu disadari bahwa sejarah bangsa dan bahasa Arab sudah ribuan tahun jauh lebih tua dari kehadiran masa jahiliah (beberapa abad sebelum abad-7) dan masa Islam (abad-7, yang pada masakini dianut sebagian besar orang Arab). Bila kita menyadari hal itu, banyak kesimpang siuran dan ketidak mengertian soal nama 'Allah' bisa dihilangkan, sebab bagaimanapun, nama 'Allah' (bhs. Arab) is 'God' (bhs. Inggeris & Belanda) yang adalah 'El' (bhs. Ibrani) dan 'Theos' (bhs. Yunani).

Salam kasih dari Redaksi YABINA ministry

For God so loved the world, that He gave His only begotten son, that whose ever believeth in Him should not perish, but have everlasting life. John 3:16.

Tags: allah, kristen

copas from : http://elkids.multiply.com/reviews

Kamis, 19 Agustus 2010

22 Cara Membesarkan Anak Dalam Tuhan

Penulis: Dr. Terry L. Coomer, Gembala Sidang Ministry Hope Baptist Church, P.O. Box 94895, 6929 John F. Kennedy Blvd., North Little Rock, AR 72190 (501-51503296), tlcoomer@juno. com; www.fortheloveofthe family.com; www.hopebaptistlitt lerock.com

For the Love of the Family Ministries

Pesan ini boleh disalin secara keseluruhan untuk membantu orang-orang Kristen membesarkan anak-anak mereka bagi Allah, memperkuat keluarga dan pernikahan mereka. Pesan ini tidak boleh diubah dalam bentuk apapun atau dijual. Bagian pendahuluan ini harus ada dalam salinan. Jika ada pertanyaan silakan hubungi penulis.

Diterjemahkan oleh: Dr. Steven E. Liauw, Graphe International Theological Seminary, www.graphe-ministry .org

Tujuan dari setiap orang tua Kristen seharusnya bukanlah untuk membesarkan “anak yang baik” atau menghasilkan pelajar yang hebat secara akademis, atau atlit yang hebat, atau lainnya. Tujuan utama adalah untuk memperlengkapi anak-anak kita, orang-orang kudus yang kecil ini “bagi pekerjaan pelayanan” (Ef. 4:12, Mar. 10:45). Tujuan kita sebagai orang tua Kristen adalah untuk mendidik mereka agar tetap berada dalam jalur yang benar agar dapat dipakai oleh Allah. Jika, pada akhirnya, mereka tidak dapat dipakai oleh Kristus, mereka tidak mengatasi hidup ini secara rohani dan dengan hikmat, maka kita telah gagal.

1. Pastikan engkau mengajak anak-anakmu membaca biografi dan autobiografi tokoh-tokoh Kristen di masa lampau. Sebagai seorang Kristen muda, dulu saya menenggelamkan diri saya dalam buku-buku seperti ini dan mereka sungguh menjadi berkat dalam hidup saya. Kami mendorong anak-anak kami untuk membaca buku-buku ini dan itu membantu mereka untuk melihat bagaimaan Allah telah bekerja dalam kehidupan orang-orang Kristen lain itu.
2. Pastikan anak-anakmu mendengarkan engkau berdoa, dan dalam doamu itu, biarkan mereka mendengar engkau menyebut nama mereka kepada Allah. Ajarkan anak-anakmu bagaimana berdoa.
3. Pastikan engkau memperlihatkan kepada anak-anakmu bagaimana melakukan renungan pribadi dan bahwa mereka melihat engkau membaca Alkitab dan melakukan renungan pribadi. Pastikan anda ada membacakan dan menjelaskan Alkitab kepada mereka. Hubunganmu yang pribadi, intim, dan nyata dengan Allah akan menjadi pengaruh yang paling penting dalam tugas membesarkan anak-anakmu bagi Tuhan. Hal yang kedua penting adalah menyampaikan kepada anak-anakmu caranya agar bisa memiliki hubungan seperti itu, dan memastikan mereka memiliki hubungan yang intim, pribadi, dan bergairah dengan Tuhan.
4. Hal yang paling penting dalam membesarkan anak-anakmu yang rohani adalah orang tua yang rohani dapat mempertahankan hati sang anak, Amsal 23:26. Engkau harus berdoa setiap hari dan mengusahakannya setiap hari. Sebagai bagian dari masuk ke hatinya adalah dengan bertanya. Engkau harus menyisihkan waktu untuk berkomunikasi. Engkau harus menarik keluar apa yang ada dalam hatinya. Ingat, jika engkau kehilangan hati anakmu, temukan dimanakah engkau kehilangannya dan lakukan segalanya untuk mendapatnya kembali secepat mungkin. Hati anak anda dapat hilang, menjadi keras, atau dicuri. Ini adalah tiga langkah yang diambil oleh setiap anak yang menyebabkan pemberontakan. Langkah-langkah ini terjadi karena orang tua kehilangan hati anak tersebut.
5. Pastikan engkau mendahulukan Allah dalam hidupmu dan dalam pemberianmu. Pastikan engkau menjelaskan bahwa semua uang adalah milik Allah, bukan hanya 10 persen. Pastikan bahwa engkau menjelaskan perihal memberi bagi Tuhan kepada anak-anakmu dan bahwa anak-anakmu melihat engkau memberi kepada Tuhan. Seiring anak-anakmu diberikan uang atau bekerja dan mendapatkan uang, pastikan mereka mengerti tentang memberi sejak usia dini.
6. Pastikan anak-anakmu melihat engkau berserah kepada Roh Kudus. Dorong mereka untuk berserah juga kepada Roh Kudus. Sambil Tuhan bekerja dalam hidupmu, tidak akan rugi jika anak-anak ini melihat engkau mengambil keputusan-keputusan rohani yang baik dan semakin berserah kepada Allah.
7. Pastikan engkau membagikan kesaksian keselamatan pribadimu dengan anak-anakmu. Beritahu mereka bagaimana engkau diselamatkan. Berdoalah dengan sungguh-sungguh bagi anak-anakmu agar diselamatkan dan pastikan mereka mengerti Injil. Usahakanlah dapat melihat anak-anakmu menerima Kristus pada umur yang muda.
8. Pastikan anak-anakmu melihat engkau membagikan traktat kepada orang lain, atau usaha penginjilan lainnya. Bawa mereka dalam mengunjungi orang dan penginjilan.
9. Pastikan anak-anakmu pernah mendengarkan engkau menjelaskan Injil kepada orang yang belum selamat. Ajarkan anak-anakmu untuk menjelaskan hal yang sama.
10. Pastikan anak-anakmu mendengar engkau dan istrimu (atau suamimu) menyatakan saling mencintai.
11. Pastikan anak-anakmu mendengarkan engkau mengucap syukur kepada Allah atas berkat-berkatNya dalam hidupmu dan keluargamu.
12. Pastikan anak-anakmu mendengar engkau memberitahu orang lain betapa pentingnya jemaat lokalmu bagi engkau. Pastikan mereka mengerti pentingnya berjemaat secara setia, 1 Kor. 4:2; Ibr. 10:25.
13. Pastikan engkau memberitahu anak-anakmu bahwa engkau mengasihi mereka, secara rutin.
14. Pastikan engkau menjelaskan kebenaran-kebenaran Alkitab kepada anak-anakmu dan buatlah penerapan-penerapan praktis akan kebenaran tersebut dalam aktivitas sehari-hari.
15. Pastikan engkau menjelaskan kebenaran-kebenaran doktrinal Alkitab yang besar kepada anak-anakmu. Sangat penting untuk menjelaskan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam hidupmu. Jelaskan apa artinya dipenuhi (dikuasai) oleh Roh Kudus.
16. Pastikan engkau berjemaat di sebuah jemaat yang memiliki pengajaran Alkitab yang baik. Pastikan penekanan gereja ini adalah dalam hal bertumbuh secara rohani, memenangkan jiwa-jiwa, dan bukan berorientasi kepada aktivitas. Jangan mencari gereja hanya karena aktivitas apa yang tersedia bagi anak-anak. Carilah gereja yang menekankan pengajaran kebenaran rohani bagi engkau dan keluargamu. Carilah gereja yang memilki pelayanan Firman Tuhan sebagai penekanan utama mereka. Carilah gereja yang mendorong hidup kudus dan saleh. Carilah gereja yang tidak terlibat dalam musik yang fasik (musik yang menarik bagi daging bukan roh) seperti musik Kristen kontemporer, musik southern gospel, atau gereja yang lebih menekankan musik dari pada Firman Tuhan. Banyak gereja yang mengagungkan persekutuan remaja/pemuda dan musik mereka daripada Tuhan. (Ini adalah berhala). Carilah gereja yang menekankan musik himne.
17. Pastikan engkau menjaga anak-anakmu dari pengaruh televisi yang duniawi, musik yang duniawi, dan teman-teman dan pergaulan yang duniawi. Pastikan engkau tidak mengizinkan anak-anakmu berfokus pada lawan jenis pada usia dini. Pastikan engkau menjadi pihak yang paling berpengaruh dalam hidup anak-anakmu.
18. Pastikan anda menjalani hidup yang kudus, terpisah dari keduniawian, kejahatan, dan kefasikan. Pastikan hidupmu adalah kesaksian kekudusan, bukan hanya di gereja tetapi juga di rumah.
19. Pastikan anak-anakmu dididik dalam atmosfir yang Alkitabiah, saleh, dan Kristiani. Jangan tertipu bahwa engkau bisa mendidik anakmu di dalam sistem dunia (yang adalah sistem Iblis) dan itu tidak akan berpengaruh pada mereka.
20. Patikan engkau berusaha menanamkan karakter Kristiani yang saleh dalam hidup anak-anakmu dengan disiplin yang pantas. Seorang anak harus belajar taat pertama kalinya. Seorang anak harus belajar bahwa dia tidak perlu diberitahu berulang-ulang untuk taat. Pastikan engkau mendisiplin dengan benar dan dengan konsisten. Pastikan engkau, sebagai orang tua, memperhatikan dan berusaha dalam bidang disiplin yang pantas. Adalah tanggung jawabmu untuk mengajar anakmu bagaimana berkonsentrasi. Pastikan engkau selalu mendisiplinkan sikap dan reaksi yang tidak benar.
21. Pastikan engkau tidak hidup setiap hari dalam amarah yang fasik, atau dalam roh amarah. Efesus 4:31-32. Kebanyakan orang tua kehilangan hati anak-anak mereka karena menggunakan amarah yang fasik pada mereka. Pahamilah bahwa Alkitab mengatakan ini akan gagal. “Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa” (Ams. 22:8). Pahamilah bahwa Alkitab mengatakan amarah yang tidak benar berasal dari kesombongan, Amsal 21:24. Banyak orang Kristen yang menjalani hidup sehari-hari mereka, berpikir bahwa mereka bersekutu dengan Allah, padahal dalam kenyataannya mereka menjalani hidup dalam dosa amarah, di luar persekutuan dengan Allah, 1 Yoh. 1:6-10. Amarah yang fasik sangatlah menipu dan banyak orang Kristen yang tertipu olehnya, Galatia 6:7-8. Dengan melakukan ini, kita membuka hidup kita kepada Iblis dan kehancuran darinya, 1 Pet. 5:8. Kehancuran ini terjadi dalam hidup kita, dalam hidup keluarga kita dan anak-anak kita. Essensi dari hidup Kristiani adalah dikuasai oleh Roh Allah, Efesus 5:18. Kita tidak dikuasai oleh Roh Allah jika kita menjalani hidup kita sehari-hari dalam amarah yang fasik. Iblis sangat menipu dan amarah yang fasik dirancang oleh Iblis untuk menghancurkan keluargamu dan hidupmu. Pastikan engkau mengerti bahwa “kasih itu murah hati,” 1 Kor. 13:4.
22. Pastikan engkau mengerti bahwa engkau harus membangun karakter yang saleh dalam hidup anak-anakmu. Karakter mereka adalah tujuan akhir mereka. Alkitab memberikan sedikitnya 49 jenis karakter yang berbeda. Iblis akan sangat tertarik dengan karakter mereka dan karaktermu. Ia tidak peduli tentang engkau atau anak-anakmu. Ia memiliki tiga keinginan, “mencuri dan membunuh dan membinasakan, ” Yohanes 10:9-10. Sadarlah bahwa engkau melawan Iblis demi anak-anakmu, 1 Petrus 5:8. Pastikan ada diskusi tentang karakter di rumah tanggamu. Belajarlah untuk memuji karakter yang bagus dalam anak-anakmu (Ini mungkin adalah poin yang terpenting). Amsal 27:21. Secara umum, banyak orang tidak memuji anak-anaknya, atau memuji hal-hal yang salah, seperti kecantikan atau prestasi, yang membangkitkan kesombongan. Memuji karakter dalam anak-anakmu membangkitkan kemajuan bagi mereka tanpa menimbulkan kesombongan.

Mazmur 127:3 “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.”

101 WAYS TO PRAISE A CHILD

WOW • WAY TO GO • SUPER • YOU’RE SPECIAL • OUTSTANDING • EXCELLENT • GREAT • GOOD • NEAT • WELL DONE • REMARKABLE •I KNEW YOU COULD DO IT • I’M PROUD OF YOU • FANTASTIC • SUPER STAR • NICE WORK • LOOKING GOOD • NOW YOU’RE FLYING • YOU’RE CATCHING ON • NOW YOU’VE GOT IT • YOU’RE INCREDIBLE • BRAVO • YOU’RE FANTASTIC • HURRAY FOR YOU • YOU’RE ON TARGET • YOU’RE ON YOUR WAY • HOW NICE • HOW SMART • GOOD JOB • THAT’S INCREDIBLE • HOT DOG • DYNAMITE • YOU’RE BEAUTIFUL • YOU’RE UNIQUE • NOTHING CAN STOP YOU NOW • GOOD FOR YOU • I LIKE YOU • YOU’RE DARLING • YOU’RE PRECIOUS • GREAT DISCOVERY • YOU’VE DISCOVERED THE SECRET • YOU FIGURED IT OUT • FANTASTIC JOB • HIP, HIP HURRAY • BINGO • MAGNIFICENT • MARVELOUS • TERRIFIC • YOU’RE IMPORTANT • PHENOMENAL • YOU’RE SENSATIONAL • SUPER WORK • CREATIVE JOB • SUPER JOB • EXCEPTIONAL PERFORMANCE • YOU’RE A REAL TROOPER • YOU ARE RESPONSIBLE • YOU ARE EXCITING • YOU LEARNED IT RIGHT • WHAT AN IMAGINATION • WHAT A GOOD LISTENER • YOU ARE FUN • YOU’RE GROWING UP • YOU TRIED HARD • YOU CARE • BEAUTIFUL SHARING • OUT STANDING PERFORMANCE • YOU’RE A GOOD FRIEND • I TRUST YOU • YOU’RE IMPORTANT • YOU MEAN A LOT TO ME • YOU MAKE ME HAPPY • YOU BELONG • YOU’VE GOT A FRIEND • YOU MAKE ME LAUGH • YOU BRIGHTEN MY DAY • I RESPECT YOU • YOU MEAN THE WORLD TO ME • THAT’S CORRECT • YOU’RE A JOY • YOU’RE A TREASURE • YOU’RE WONDERFUL • YOU’RE PERFECT • AWESOME • A + JOB • YOU’RE A-OK-MY BUDDY • YOU MADE MY DAY • THAT’S THE BEST • BIG HUG • A BIG KISS • SAY I LOVE YOU • p.s. REMEMBER, A SMILE IS WORTH 1000 WORDS!

Selasa, 10 Agustus 2010

Stefanus yang Martir

Bahan Sermon: 10 Agustus 2010
Untuk Pengajaran Minggu, 15 Agustus 2010

Kisah Para Rasul 6:8-11

6:8Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.

6:9Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,

6:10tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.

6:11Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."

Stefanus

Santo Stefanus, yang dikenal sebagai Protomartyr (atau martir pertama) dalam Kekristenan, dihormati sebagai seorang santo dalam Gereja Katolik serta Gereja Ortodoks.

Diakon Kristen
Menurut Kisah para Rasul, dalam kurun waktu awal keberadaan jemaat Kristen di Yerusalem (setelah kematian Yesus), Stefanus adalah salah satu dari ketujuh pria, kemungkinan besar seorang Yahudi Helenistis, yang dipilih untuk mengurus distribusi bantuan bagi janda-janda tua dalam komunitas jemaat. (Peranan ini kemudian dikenal sebagai diakon.) Stefanus juga dikenal karena karunia-karunia yang dimilikinya sebagai seorang penginjil (evangelis), mengkhotbahkan ajaran-ajaran Yesus kepada khalayak Yerusalem, termasuk kepada anggota-anggota sinagoga Helenistis.

Kesyahidan
Kisah para Rasul mengisahkan bagaimana Stefanus diadili oleh Sanhedrin dengan dakwaan hujat terhadap Nabi Musa dan Allah (Kis.6:11) serta berkata-kata menentang Bait Allah dan Hukum Taurat (Kis.6:13-14). Hukuman yang diterimanya adalah dirajam sampai mati kira-kira antara tahun 34-35 Masehi oleh sekelompok massa yang marah dipanas-panasi oleh Saulus dari Tarsus, yang kelak dikenal sebagai Santo Paulus (Kis.8:1).

Khotbah terkhir yang disampaikan Stefanus ditujukan sebagai tundingan terhadap kaum Yahudi karena telah membunuh nabi-nabi mereka serta menjadi pembunuh Kristus (Kis.7:52).

Nama Stefanus berasal dari Bahasa Yunani Stephanos, artinya "mahkota", yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Aram menjadi Kelil.

Teofani
Menjelang ajalnya, Stefanus mengalami suatu teofani (penampakan Allah kepada manusia). Teofani yang dialaminya bersifat unik karena dia menyaksikan baik Sang Bapa maupun Sang Putera.

"Aku melihat langit terbuka, dan Anak manusia duduk di sebelah kanan Allah." (Kis. 7:56)
(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)


Menguasai kebencian.

Ada dua jenis manusia dalam bacaan ini:
(a) Stefanus, orang yang penuh iman dan Roh Kudus serta
(b) orang Yahudi yang penuh dengan kebohongan dan dengki.

Kelompok orang Yahudi ini disebut Libertini, nama lain dari "orang yang merdeka." Tetapi sebenarnya mereka tidak merdeka karena justru mereka adalah orang yang dibelenggu oleh dosa kebencian. Sebaliknya, Stefanus adalah orang yang merdeka untuk menyatakan kebenaran dan untuk tidak membenci.

Kebencian adalah pembunuhan tingkat pertama yang belum direalisasikan. Memang kita belum melakukan apa-apa, namun sesungguhnya kita telah menyusun rancangan jahat dalam benak kita. Karena kebencianlah Kain membunuh Habel, adiknya (Kej. 4:7). Kain menyerah terhadap dosa yang telah mengintipnya dan membunuh Habel, demikian pula kelompok Yahudi ini, mereka pun menyerah terhadap kebencian dan membunuh Stefanus.

Kita tidak bisa menghalau kebencian dengan cara mengusirnya berulangkali. Jangan pusatkan segenap tenaga kita pada usaha membuang kebencian itu; sebaliknya, isilah hati kita dengan firman Tuhan dan mintalah agar Ia memenuhi jiwa kita dengan kasih-Nya. Dengan cara inilah kebencian akan berkurang dan akhirnya hilang. Memang sangat disayangkan karena kelompok Yahudi ini tidak mengisi hatinya dengan firman dan kasih Tuhan; sebaliknya, mereka malah mengisi hati mereka dengan kebohongan.

Renungkan: Hati yang tanpa kasih Allah adalah tanah yang subur untuk kebencian.

http://alkitab.sabda.org/commentary.php

Stefanus. (Bhs. Yun.: kalungan krans).
Salah seorang dari ketujuh petugas yang merawat orang-orang miskin (--> Diakon), yang dipilih oleh para Rasul di Yerusalem (Kis 6:5). Ia berasal dari kalangan helenis. Ia membangkitkan kebencian orang-orang Yahudi (Kis 6:8-12) dan dirajam setelah diproses oleh Mahkamah Agama (7). Paulus membenarkan kematiannya, yang merupakan permulaan sebuah gelombang pengejaran terhadap jemaat di Yerusalem (Kis 8:1; 11:19). Dari sebuah tradisi yang dikenal sejak abad ke-5, maka tempat merajam ~S ada di sebelah utara pintu gerbang Damsyik yang sekarang (---> Ecole Biblique).


Stefanus
Penilik jemaat (Kis 6:1-7).
Dituduh orang-orang Yahudi (Kis 6:8-15).
Pembelanya (Kis 7:1-53).
Dibunuh (Kis 7:54-60; 22:20).

STEFANUS
Disebut pertama : Kis 6:5
Namanya disebut : 7 X
Kitab yang menyebut : Kisah Para Rasul.
Pekerjaan : Diaken dan Penginjil
Tempat kematian : Yerusalem
Keadaan kematian : Mati dilempari batu.
Terakhir disebut : Kis 22:20
Fakta penting : Dia adalah martir yang pertama dari Gereja mula-mula.
Ringkasan :

1. I. Pengaduan dari kaum awam. Kis 6:1
2. II. Konferensi para pemimpin. Kis 6:2
3. III. Dipilih sebagai pengerja. Kis 6:3-4
A. Kedewasaan Stefanus. Kis 6:5a
B. Mujizat. Kis 6:8
C. Fitnah atas Stefanus
1. Siapa mereka. Kis 6:9
2. Apa yang mereka lakukan. Kis 6:11-14
3. Mengapa mereka lakukan. Kis 6:10
D. Kelembutan Stefanus. Kis 6:15
E. Pesan Stefanus. Kis 6:13-14
1. Israel diberkati Allah, pada saat sebelum memiliki Bait Suci yang dibangun oleh Salomo
a. Allah memimpin Abraham masuk Kanaan. Kis 7:2-8
b. Allah melindungi bibit-bibit keturunan di tanah Mesir. Kis 7:9-17
c. Allah membawa keluar Israel dari tanah Mesir. Kis 7:18-36
d. Allah memimpin masuk kembali ke Kanaan. Kis 7:37-48
2. Namun Israel berbalik dari Allah
a. Selama masa Bait Suci yang pertama.
b. Selama masa Bait Suci kedua.
Mereka tidak disunat hati dan telinga, dan selalu menentang Roh Kudus. Kis 7:51-52
F. Kesyahidan Stefanus.
1. Orang-orang yang menganiaya Kis 7:54,57-58
2. Pra-kemuliaan Kis 7:55-56
3. Doanya.
a. Untuk dirinya. Kis 7:59
b. Untuk musuhnya. Kis 7:60a
4. Meninggalnya. Kis 7:60b

STEFANUS
Orang yang paling mencolok di antara ketujuh pelayan dari Kis. 6:5, dan *martir pertama Gereja Kristen. Kadang-kadang disebut *diaken berdasarkan Kis. 6:1-2, walaupun kata itu tidak dipakai untuk dia dalam PB, dan kaitannya dengan jabatan *diaken dalam Gereja kemudian hari pun tidak ada. Pada waktu terjadi perselisihan antara orang Kristen Yahudi yang berbahasa Yunani dan orang Kristen Palestina yang berbahasa Aram mengenai pembagian yang adil dari sumbangan-sumbangan kasih, para rasul mengangkat tujuh orang yang berbahasa Yunani untuk melayani dan mengatur (diakonein, bahasa Yunani) pembagiannya dan *Stefanus adalah seorang di antara mereka. Tetapi, jauh dari melakukan pekerjaan tambahan, Stefanus segera menjadi pemberita Kristen -- walaupun *keduabelas rasul itu mengangkat kelompok *tujuh, supaya mereka sendiri cukup waktu untuk memberitakan firman. Kegiatan aktif Stefanus itu melibatkannya dalam konflik dengan para pemegang kuasa. Rupanya Stefanus tahu bahwa Yesus sebagai *Mesias telah menjadikan Bait Suci dan peribadahannya usang. Stefanus diceritakan membawakan pidato yang menuduh orang Yahudi senantiasa menolak orang orang yang diutus Allah kepada mereka. Maka marahlah orang banyak kepadanya dan menghukum mati dia tanpa pengadilan. Pengarang Kisah Para Rasul menyampaikan cerita kematian Stefanus dengan mengingatkan kematian Yesus, yang mati dengan kata-kata pengampunan di bibir-Nya. Akibat dari perajaman Stefanus itu ialah menyebarnya murid-murid untuk memberitakan Injil di tempat-tempat lain. Peristiwa ini melibatkan Filipus, seorang lagi dari antara kelompok tujuh yang terkenal itu.

KILIKIA
Sebuah provinsi Romawi di bagian tenggara Asia Kecil. *Tarsus, tempat kelahiran Paulus (Kis. 22:3) adalah salah satu kotanya. Paulus melewati daerah ini dua kali (Kis. 15:40-41 dan 18:23).

Kirene
Sebuah koloni atau tempat pemukiman Yunani yang terletak di sebelah pantai Laut Tengah di Afrika Utara. Sekarang namanya: Barka atau Sirenaika. Sejak tahun 75 seb. Mas. menjadi daerah propinsi Romawi. Banyak orang Yahudi tinggal di ~K (1Mak 15:23; Kis 2:10). Mereka mempunyai sebuah sinagoga sendiri di Yerusalem (Kis 6:9). Orang-orang dari ~K mewartakan Injil kepada orang-orang penyembah berhala di Antiokhia (Kis 11:20).
KIRENE
Sebuah kota di Afrika Utara, tanah kelahiran *Simon, yang memikul salib Yesus (Mrk. 15:21). Orang-orang Yahudi dari Kirene mendirikan *sinagoga di Yerusalem (Kis. 2:10). Kemungkinan mereka adalah orang-orang yang telah dibebaskan, keturunan orang-orang yang telah ditangkap oleh Pompeyus dan dibawa ke Roma pada 63 sM, yang kemudian hari dibebaskan.

Asia
TB- Propinsi Kerajaan Romawi yang terletak di bagian barat dari negara Turki sekarang. Ibukotanya Efesus. Paulus membawa Injil ke sana (bandingkan Kis 19:10).
BIS- Provinsi kerajaan Roma di bagian barat daerah yang kemudian dikenal sebagai Asia Kecil, dan yang sekarang merupakan sebagian dari daerah Turki. Selain tujuh buah kota yang disebut dalam kitab Wahyu Wahy 1:4,11; 2:1-3:22, kota-kota lain di Asia ini yang disebut dalam Perjanjian Baru ialah: Kolose, Hierapolis dan Miletus. Ibukota provinsi Asia ini ialah Efesus.
ASIA
Dalam PB yang dimaksud bukanlah benua Asia, melainkan provinsi Romawi, yang diperintah dari *Efesus, sekarang Turki Barat. Provinsi ini kaya dengan sumber daya dan terdiri dari: *Siria, Misia, *Lidia, dan Karia. *Frigia sebagian masuk Asia, sebagian lain masuk *Galatia. Jika surat Paulus kepada jemaat-jemaat Galatia dialamatkan kepada jemaat-jemaat yang telah dikunjunginya (*Antiokhia, *Ikonium, *Listra dan *Derbe), berarti surat tersebut dikirim ke wilayah selatan provinsi Galatia; namun *Kolose, yang juga dikirimi sebuah surat, berada di Asia, demikian pula ketujuh jemaat dalam Kitab Wahyu.

Sinagoge adalah nama tempat beribadah orang Yahudi.[1] Di dalam bahasa aslinya (bahasa Yunani: συναγωγή, synagogē), sinagoge memiliki arti berkumpul bersama.[1] Kata tersebut merupakan terjemahan dari kata Ibrani, eda, yang berarti jemaah, sehingga pengertian sinagoge yang sebenarnya bukanlah suatu tempat atau gedung tertentu melainkan persekutuan.[2] Sinagoge, bersama gerakan yudaisme rabinik, memiliki peran penting dalam membentuk pola keagamaan Yahudi hingga kini, khususnya setelah Bait Suci yang menjadi pusat peribadah umat Yahudi hancur pada tahun 70 M.[3] Selain itu, sinagoge juga diduga membawa pengaruh besar terhadap pola ibadah umat Kristen dan Islam melalui penggunaan gereja dan masjid

Rabu, 04 Agustus 2010

Yesus dan Perempuan Samaria


4:5
Yohanes 4:4-14
Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah
yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
4:6Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia
duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus
kepadanya:
"Berilah Aku minum."
4:8Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang
Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak
bergaul dengan orang Samaria.)
4:10Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah
meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur
ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur
ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta
anak-anaknya dan ternaknya?"
4:13Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai
kepada hidup yang kekal."




1. Waktu percakapan
Ayat 6 dalam terjemahan lainnya:
TB : Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena
itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.


ên {ADA} de {DAN} ekei {DISITU} pêgê {SUMUR} tou iakôb {YAKUB}
o oun {LALU} iêsous {YESUS} kekopiakôs {(yang) MERASA LETIH}
ek {KARENA} tês odoiporias {PERJALANAN} ekathezeto {DUDUK}
outôs {SAJA} epi {DEKAT} tê pêgê {SUMUR} ôra {JAM} ên ôsei {KIRA-KIRA}
ektê {KE-ENAM}


Alkitab terjemahan bahasa Indonesia tidak menyediakan terjemahan harfiah
untuk ayat 6 diatas, namun dengan tafsiran yang menggunakan ukuran jam
Yahudi.

Ayat diatas mempunyai 2 tafsiran:

- Penafsir pertama mengatakan, dengan menggunakan pembagian waktu ala
Yahudi maka jam ke-enam itu adalah jam 12siang (jadi saat panas matahari
terik, sehingga mungkin cocok dengan keadaan Yesus yang sedang merasa
haus dalam perjalananNya itu).
- Penafsir kedua mengatakan bahwa itu adalah jam ke-enam menurut pembagian
waktu Romawi, sehingga jam ke-enam tersebut adalah jam 6 sore (bandingkan
dengan Yohanes 19:14, dimana Yohanes menggunakan pembagian waktu ala
Romawi, bandingkan pula dengan Yohanes 1:39; 4:6, 52). Kebiasaan menimba
air di tanah Palestina dilakukan pada pagi dan sore hari, tidak dilakukan tengah
hari. Maka ketika Yesus Kristus duduk di sumur Yakub, adalah pada jam enam
sore, bukan jam dua belas siang seperti yang diterjemahkan dalam Alkitab
terjemahan Bahasa Indonesia.

2. Dialog yang unik
Ayat 7, ada hal yang menarik dalam diri perempuan Samaria ini untuk dicermati.
Kebiasaan mengambil air di kalangan perempuan, biasanya dilakukan dengan
cara berkelompok. Namun perempuan ini mengambil air sendirian (ini
memberikan kemungkinan perempuan ini dikucilkan kaumnya, karena gaya
hidupnya, bandingkan dengan Yohanes 4:18). Tuhan Yesus menyuruh murid-
muridNya pergi membeli makanan, mengapa tidak sebagian murid saja yang
pergi membeli makanan, sehingga Ia tidak sendirian pula disitu. Yesus yang
adalah Allah yang Mahatahu, mengetahui apa yang akan terjadi, dan misiNya
adalah untuk mengabarkan 'kabar baik' kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Bisa
dibayangkan apabila Yesus bersama 12 muridNya, sehingga ada rombongan
13 orang Yahudi ada di sekitar sumur itu, hal demikian bisa-saja membuat
perempuan Samaria ini mengurungkan niatnya untuk mengambil air. Dan
selanjutnya tidak akan pernah terjadi dialog penting antara Yesus dan
perempuan Samaria ini.

Perempuan itu datang ke sumur hendak mengambil air. Ketika Yesus meminta
air kepada perempuan Samaria ini (ayat 7) dengan segera perempuan itu
mengetahui bahwa Yesus adalah orang Yahudi, kemungkinan dari logat atau cara-bicara-Nya.
Pembicaraan Yesus dengan Perempuan Samaria ini memberikan 'keunikan' dan
'prasangka' yaitu sex dan ras. Yohanes mencatat jelas ketidak-hadiran murid-
muridNya dalam percakapan ini yang menyatakan, dialog itu adalah unik. Seorang
Rabbi tidak seharusnya berbicara di tempat umum dengan seorang perempuan,
apalagi perempuan ini adalah seorang Samaria.

Ayat 9, orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria (NIV menterjemahkan
dengan 'tidak dipersatukan'). Contohnya, piring yang setelah dipergunakan oleh
orang Samaria, walaupun sudah dicuci-pun tidak boleh dipakai lagi oleh orang
Yahudi. Sedemikian hebatnya keterpisahan 2 ras ini. Maka dalam kasus ini
seharusnya Yesus tidak menggunakan timba yang sama dengan orang Samaria
untuk mengambil air minum (D Daube, The New Testamen and Rabinic
Judaism
, p 375-382). Sejarah mencatat + 722 sM Israel dikalahkan oleh Asyur
(2 Raja-raja 17). Orang Israel terganggu dengan kawin-campur yang
menghasilkan orang-orang blasteran Samaria. Selanjutnya orang Israel antipati
dengan orang Samaria (2 Raja-Raja 17:26,29) yang dari perkawinan kalangan
yang melakukan kawin campur, melakukan ibadah yang 'blasteran' pula. Ezra
pasal 4, kalangan Samaria membangun Bait Allah sendiri (+ 400 sM) dengan
menggunakan kitab tersendiri (Samaritan Pentateuch, yang sedikit berbeda
dengan Pentateuch Yahudi, misalnya pada Ulangan 27:4, Gunung Ebal menjadi
Gunung Gerizim). Namun, pelayanan Yesus, adalah pelayanan yang menembus
batas-batas ras. Bagi Yesus, baik Samaritanisme maupun Yudaisme perlu
dikoreksi, keduanya perlu diperbaharui.

3. Kepuasan Kebutuhan
Ayat 8-12 Yesus membuka percakapan dengan perempuan itu dengan
menggunakan kebutuhan jasmani-Nya untuk minta minum, perempuan itu mempertanyakan
posisi hubungan kedua ras yang berseberangan. Didalam tanggapanNya,
Yesus kemudian meninggalkan kebutuhanNya sendiri dan menunjukkan bahwa
perempuan itu mempunyai kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu kebutuhan
yang dapat dipenuhi oleh Tuhan Yesus Kristus menyatakan dirinya adalah
sumber 'air hidup' (bandingkan dengan Yohanes 7:37-39). Namun perempuan
ini kemudian menjadi bingung sebab pola pikirnya adalah masih tertuju pada
air yang ada dalam sumur itu, dan menganggap Yesus tidak bisa memberinya
air karena Ia tidak membawa timba. Apabila Yesus dapat memberinya air itu,
menurutnya Yesus lebih besar dari Yakub.

Ayat 13-14, Yesus mengutarakan perbedaan air yang menghilangkan haus
untuk sementara dan yang menghilangkan haus secara terus-menerus. Yang
terakhir tentu lebih baik sebab bisa membawa kepada kehidupan yang kekal.
Yesus telah membedakan pekara duniawi dan rohani tentang 'air' ini. Air hidup
yang melimpah (ayat 14b). Dan air hidup itu adalah Roh Kudus (Yohanes 7:39;
Yesaya 44:3; Yoel 2:28 ).

Namun perempuan ini tetap tidak mengerti karena ia hanya membayangkan
kemungkinan ia tidak perlu lagi susah-susah datang ke sumur Yakub itu untuk
menimba air. Kemudian Yesus mengarahkan perempuan itu kepada
kebutuhannya yang lebih pribadi. Ayat 16, Yesus menyuruh perempuan itu
untuk memanggil suaminya. Karena telah melalui introduksi dialog yang baik,
dimana perempuan itu sudah merasa 'tidak dilecehkan' secara ras, perempuan
inipun menjadi 'tidak tersinggung' atau merasa 'dihakimi' karena gaya hidupnya,
ia mengatakan 'aku tidak mempunyai suami', Yesuspun dengan cepat menjawab
"Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu.
Dalam hal ini engkau berkata benar."
(ayat 17-18 ). Sejarah perkawinan yang
suram dari perempuan ini dibongkar oleh penerobosan Yesus dan pengakuan
perempuan itu sendiri. Mungkin setidaknya ada 5 perceraian terdahulu dan 1
hubungan haram yang dilakukannya sekarang. Pengetahuan Yesus akan latar-
belakang kehidupannya, dan kemampuanNya membaca jiwa, membuat
perempuan
ini takjub. Bagi perempuan ini, seorang lelaki yang sebelumnya ia panggil 'Tuan'
(Yunani, 'Kurie', dari kata 'Kurios' ), kini menurutnya adalah seorang nabi
(Ayat 19).

Seorang yang sangat berdosa (seperti perempuan ini) bisa memberikan respons
yang sangat baik terhadap suatu pengajaran. Orang yang sangat berdosa ini
justru yang sangat memerlukan pertolongan. Berbeda dengan orang yang merasa
dirinya suci, merasa tahu Firman, kadang mereka justru susah sekali menerima
pembukaan pengajaran dari Firman Allah.

4. Air Hidup
* Yohanes 7:37-39
7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri
dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang
percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum
dimuliakan.


Untuk memperoleh air hidup ini, seseorang harus "meminumnya". Tindakan
minum ini bukanlah suatu tindakan sesaat yang satu kali saja, namun suatu
tindakan minum yang bertahap-tahap dan berkali-kali. Kata "minum" ditulis
dalam bahasa Yunani 'pinetô', dalam betuk imperatif masa kini yang berarti
suatu tindakan yang berkesinambungan atau berulang-ulang yang menyatakan
bahwa : Meminum air hidup, menuntut persekutuan terus-menerus dengan
sumbernya, yaitu Yesus Kristus sendiri. Tidak seorang pun bisa meminum
air hidup apabila hubungannya terputus dengan sumber itu. Orang-orang
seperti itu akan menjadi seperti "mata air yang kering" seperti yang dikatakan
Petrus dalam ayat ini :

* 2 Petrus 2:17
"Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang
dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang
paling dahsyat."


Dalam kasus perempuan Samaria ini, ia telah menerima 'stigma buruk' sebagai
'perempuan yang nggak bener' sehingga iapun tidak memiliki 'teman' sesama
perempuan untuk mengambil air, ke-6 laki-laki yang telah bersamanya mungkin
juga belum memberikannya kepuasan. 'Air Sumur' adalah simbol dari hal-hal
duniawi, yang hanya akan memberi kesegaran sementara. Namun 'Air Hidup'
akan menyegarkan secara terus-menerus yaitu Roh Kudus didalam orang-orang
percaya. Perempuan ini mengalami perubahan segera setelah Yesus berbicara
tentang masalah kehidupan pribadinya. Perubahan sejati adalah tahu akan dosa,
sadar akan dosa dan meninggalkan dosa. Respon perubahan dari diri
perempuan ini memberikannya keberanian untuk memberitakan berita baik
pada orang-orang banyak yang ditulis pada ayat-ayat selanjutnya.

Sebaliknya marilah kita selidiki hati kita sendiri seberapa rohani hati kita?,
dapatkah kita mampu memiliki segala sesuatu yang sifatnya duniawi namun
tidak menjadi duniawi?. Jika diri kita dikuasai oleh daging, maka akan
menimbulkan keinginan-keinginan daging. Sebaliknya jika hidup kita dikuasai
Roh, maka akan menghasilkan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Air hidup
memberikan keselamatan dan kesegaran (kepuasan) rohani. Konsep kekekalan
ini mengokohkan kita sebagai umat percaya.

Seorang pendosa, betapapun buruknya, ia tetap bisa menjadi saluran berkat
keselamatan bagi banyak orang, perempuan Samaria ini sudah membuktikannya.
Dengan air hidup, ia telah dipuaskan, dan kembali pula ia memancarkan
kasih-karunia itu kepada orang-orang lain.


Sumber: copas n edit dari http://sarapanpagi.6.forumer.com/viewtopic.php?p=1546

Semoga bermanfaat buat referensi mengajar d hari minggu, 8 Agustus 2010... tetaaapp semangaat n selamaaat melayanii temans... God Bless Us

My Heart Belongs to JESUS













Tinggal klik gambar, copy n save as .... Jesus Bless Us

Rabu, 21 Juli 2010

NEHEMIA


Gambar : Pembangunan tembok Jerusalem

LATAR BELAKANG SEJARAH
Setelah kematian Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua -- kerajaan utara dan selatan. Ibukota kerajaan utara ialah Samaria, dan dalam tahun 722 SM kota itu direbut oleh bangsa Asyur dan banyak rakyatnya dijadikan tawanan. Hal yang hampir sama terjadi juga terhadap kerajaan selatan, Yehuda, ketika Yerusalem direbut oleh bangsa Babel pada tahun 586 SM. Dalam tahun 539 SM bangsa Babel sendiri dikalahkan oleh bangsa Persia -- dan raja Persia mendorong sebagian orang Yahudi untuk kembali ke tanah air mereka. Kira-kira 50.000 orang kembali dan memulai tugas untuk membangun kembali Rumah Tuhan, tetapi kemudian mereka menjadi kecil hati dan hanya mampu membangun fondasinya saja. Sejarah selanjutnya agak ruwet, tetapi rupanya kira-kira enam belas tahun kemudian Allah mengirimkan dua orang nabi, Hagai dan Zakharia, untuk menggugah semangat rakyat. Mereka sudah menempati rumah mereka masing-masing, tetapi mengabaikan pembangunan kembali Rumah Tuhan. Sebagai akibatnya, pekerjaan pembangunan dimulai lagi dan kali ini Rumah Tuhan dapat diselesaikan. Dalam tahun 486 SM serombongan lagi orang Yahudi kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Ezra berusaha sebaik mungkin untuk membangun semangat bangsanya dan mengangkat moral serta kehidupan rohani mereka, tetapi ia banyak menemui kekecewaan. Beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 445 SM Allah berbicara kepada seorang lain, yaitu Nehemia dan menugaskannya untuk secara khusus menekuni pembangunan kembali tembok kota yang sudah hancur itu. Beberapa orang menempatkan kisah kembalinya Ezra sesudah Nehemia, tetapi keterangan tersebut tidak meyakinkan.

SIAPAKAH NEHEMIA?
Sebagai pengurus minuman raja, Nehemia mencicipi lebih dahulu anggur yang akan disajikan kepada raja untuk membuktikan bahwa minuman itu tidak mengandung racun. Hanya orang yang paling dipercaya dapat menduduki posisi tertinggi ini dalam istana raja Persia. Namun demikian, hati Nehemia lebih cenderung untuk melakukan tugas yang Allah bebankan kepadanya. Ia digambarkan sebagai seorang pengusaha yang hidupnya penuh diwarnai doa. Nehemia tidak melupakan bangsanya sendiri. Ia bersedia meninggalkan kehidupan mewah dalam istana dan pergi ke Yerusalem untuk membangun kembali kota itu. Ketika pada akhirnya ia pergi ke Yerusalem, ia bertugas sebagai gubernur sipil dengan kuasa dari raja Persia.

Garis Besar

[1] BERITA BURUK TENTANG YERUSALEM Neh 1:1-4

[2] DOA NEHEMIA Neh 1:5-11
Neh 1:5 Permohonan untuk kesetiaan janji Allah
Neh 1:6,7 Penyesalan atas dosa bangsa Israel
Neh 1:8-10 Kenangan akan kemurahan Allah yang tak kunjung padam
Neh 1:11 Seruan mohon pertolongan dalam kesesakan


[3] NEHEMIA MENDAPAT KUASA Neh 2:1-10
Neh 2:1-5 Ia mengajukan permohonan kepada raja
Neh 2:6-9 Raja memberikan restunya
Neh 2:10 Tanda-tanda awal tantangan


[4] NEHEMIA DI YERUSALEM Neh 2:11-20
Neh 2:11-16 Nehemia memeriksa tembok Yerusalem
Neh 2:17-20 Nehemia mencari dukungan rakyat untuk tugas perbaikan tembok kota


[5] PEMBANGUNAN TEMBOK-TEMBOK KOTA Neh 3:1-6:19
Neh 3:1-32 Pembagian kerja
Neh 4:1-23 Tantangan terhadap pembangunan
Neh 5:1-6:14 Perselisihan di dalam
Neh 6:15-19 Tugas selesai


[6] ORANG-ORANG BUANGAN YANG KEMBALI DENGAN ZERUBABEL Neh 7:1-73

[7] EZRA MEMBACAKAN HUKUM Neh 8:1-18

[8] PEMBARUAN PERJANJIAN Neh 9:1-10:39
Neh 9:1-38 Pengakuan dosa
Neh 10:1-39 Persetujuan terhadap perjanjian


[9] RAKYAT YANG TERLIBAT Neh 11:1-12:26
Neh 11:1-24 Penduduk Yerusalem
Neh 11:25-36 Daftar desa-desa
Neh 12:1-26 Para imam dan bangsa Lewi


[10] PERESMIAN TEMBOK KOTA DAN URUSAN ADMINISTRASI Neh 12:27-13:31
Neh 12:27-43 Peresmian tembok kota
Neh 12:44-47 Organisasi orang-orang Lewi
Neh 13:1-31 Perbaikan-perbaikan selanjutnya yang diadakan oleh Nehemia

Pesan

Nehemia merupakan gambaran seorang pekerja yang ideal bagi Allah. Kuncinya ialah doa dan kerja. Ia tidak saja berdoa dan bekerja sendiri, tetapi ia menganjurkan para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama.

1. Berdoalah dalam segala situasi kehidupan
o Ia berdoa waktu ia mendengar mengenai keadaan Yerusalem. Neh 1:4-11
o Ia berdoa waktu ia menghadap Raja Artahsasta untuk memohon izin pergi ke Yerusalem. Neh 2:4
o Ia berdoa di hadapan penentangnya. Neh 4:4,9
o Ia berdoa waktu difitnah. Neh 6:8,9
o Ia berdoa pada waktu pekerjaan perbaikan tembok telah selesai. Neh 13:14

2. Kerja dan doa berjalan bersama-sama
o Ia melakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk memastikan apa yang terjadi. Neh 2:11-16
o Ia mengatur tenaga kerja, sehingga setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka. Neh 3:1-32
o Ia memberi teladan kepada orang lain untuk bekerja. Neh 2:17,18; 4:6,23
o Ia menyadari kesucian pekerjaan yang Allah bebankan kepadanya. Neh 6:3

Penerapan

1. Anda harus berbeban bagi bangsa Anda
Ketika Nehemia menerima kabar mengenai keadaan yang tragis di kota Yerusalem yang hancur, ia merasa sangat terharu.

2. Siap untuk bertindak
Sebelum mengambil tindakan apa-apa, Nehemia berdoa. Pertama-tama ia mencari pimpinan Tuhan, setelah ia menerimanya ia segera bertindak.

3. Siap untuk menghadapi tentangan
Bekerja untuk Allah tidak pernah tanpa tantangan. Nehemia mendapati bahwa ia mempunyai musuh, baik di dalam maupun di luar kota Yerusalem. Tetapi ia membuktikan bahwa selalu ada kemungkinan untuk menang atas segala tentangan itu.

4. Hati-hati terhadap bahaya kemunduran
Nehemia mengumpulkan rakyat untuk mendengarkan firman Allah dan ternyata mereka memberi tanggapan positif. Tetapi ketika ia kembali ke kota Yerusalem setelah ditinggalkannya selama dua belas tahun, ia mendapati bahwa rakyat telah melupakan Allah dan bahwa diperlukan suatu reformasi lebih lanjut.

Tema-tema Kunci

Nehemia dengan jelas dianggap sebagai seorang pekerja Allah yang ideal -- "seorang patriot yang berani, tidak mengenal takut, penuh semangat dan berinisiatif, seorang pendoa dan pekerja keras dan seorang yang takut kepada Allah dan yang selalu mencari berkat-Nya". Kehidupannya ditandai dengan keseimbangan yang sehat antara berdoa dan kerja keras. Pelajarilah dalam kitab ini hal-hal yang berhubungan dengan kedua unsur ini. Bandingkan penemuan Anda dengan studi yang serupa mengenai kehidupan Paulus.

1. Patriotisme
Patriotisme itu sendiri tidak salah. Paulus mempunyai beban berat bagi bangsanya (Rom 10:1). Kristus mendorong murid-murid-Nya untuk memberikan kepada Kaisar apa yang menjadi haknya (Mat 22:21). Nehemia menaruh perhatian yang besar terhadap rakyatnya (Neh 1:3-11). Patriotisme sejati adalah rasa prihatin terhadap keadaan bangsa. Bagaimana umat Kristen dewasa ini dapat mempengaruhi sikap bangsanya?

2. Doa
Nehemia berdoa setiap saat dan dalam segala keadaan (Neh 1:4; 2:4; 4:4; 5:19; 6:9,14; 13:14, 22,29,31). Bandingkan ini dengan perintah Paulus kepada orang-orang di Filipi 4:6,7. Apa tujuan doa?

3. Dedikasi
Nehemia menerima tugas yang diberikan oleh Allah dengan sungguh-sungguh -- ia sangat teliti. Ia bertekad untuk menyelidiki perkara yang sebenarnya (Neh 2:12). Ia tahu akan kesucian pekerjaannya (Neh 6:3). Ia menjadi teladan bagi orang lain untuk bekerja seperti dia (Neh 2:17,18; 4:6,23). Buatlah daftar tugas-tugas yang harus dilaksanakan di gereja Anda atau dalam kelompok Anda, dan rencanakan penyelesaiannya.

4. Ketekunan
Nehemia tidak undur menghadapi tentangan, baik dari dalam maupun dari luar. Ia diejek dan dicaci, karena bergantung kepada Allah (Neh 2:19,20). Ia tidak bersedia mengalihkan perhatiannya dari tugas yang sedang dihadapinya (Neh 6:2,3). Carilah keterangan mengenai mereka yang menderita bagi Kristus di bawah rezim yang kejam, dan pakailah hal ini untuk merangsang doa yang teratur. Pikirkan juga situasi Anda sendiri sehubungan dengan tantangan yang Anda hadapi.

Copas dari => http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=16&intro=pintisari

Gambar Nehemia sedih


Gambar utusan sanbalat mengirim pesan terbuka (ke 5) kepada Nehemia

EZRA



LATAR BELAKANG

Yerusalem dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 587 S.M. dan bangsa Yehuda dibuang ke pengasingan. Peristiwa itu terjadi hampir lima puluh tahun sebelum Kerajaaan Babel ditumbangkan oleh bangsa Persia. Penguasa mereka, Koresy, mengambil suatu kebijaksanaan baru dengan mengizinkan orang-orang buangan kembali ke tanah air mereka, memberikan segala bantuan yang diperlukan untuk membangun kembali rumah-rumah ibadah dan menyelenggarakan ibadah mereka kembali. Banyak orang Yahudi yang sudah betah tinggal di pengasingan dan mereka tidak ingin kembali ke tanah air mereka. Kitab Ezra dimulai dengan kembalinya orang-orang Yahudi kurang lebih tahun 538 S.M.. Pasal Ezr 1-6 menceritakan apa yang terjadi dua puluh dua tahun kemudian ketika di bawah pimpinan Zerubabel mereka menghadapi banyak kekecewaan, tetapi akhirnya mereka dapat menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Tuhan. Ezra sendiri tidak diperkenalkan sampai pasal Ezr 7:1. Ia memimpin serombongan orang buangan kembali ke tanah air mereka pada tahun 458 S.M.. Pasal Ezr 7-10 menceritakan cara Ezra membangun kembali bangsa itu menjadi bangsa yang hidupnya berkenan kepada Allah. Perlu dicatat bahwa ada masa tenang selama hampir enam puluh tahun di antara pasal Ezr 6:22 dan Ezr 7:1.

KITAB ITU
Kitab Ezra merupakan bagian dari suatu kisah bersambung yang dimulai dari permulaan I Tawarikh sampai pada akhir Nehemia.
Perhatikan:
1. Ezra mungkin tidak menulis kitab itu sendiri, walaupun bagian kedua kisah itu diambil dari catatan hariannya.
2. Seringkali sukar untuk menentukan berbagai tahun kejadian. Kisah mengenai perlawanan di bawah Artahsasta (Ezr 4:7-24) menunjuk pada masa yang kemudian dibandingkan dengan apa yang terjadi pada bagian permulaan kitab ini.
3. Ezra bukanlah semata-mata catatan sejarah. Si Penulis menggunakan sejarah untuk mengajar kita bagaimana Allah menangani umat-Nya. Pengajaran-pengajaran itu masih berlaku sampai saat ini.

EZRA
Ezra adalah seorang terpelajar yang menjadi Menteri Negara urusan orang Yahudi dalam pemerintahan Artahsasta. Kehidupannya yang boleh jadi sangat mengesankan di hadapan raja ditandai dengan tiga sifat, yaitu: ia berdedikasi tinggi mempelajari kitab suci (Ezr 7:10); ia memperagakan keberanian untuk percaya kepada Allah (Ezr 8:21-23) dan ia dengan rendah hati menunjukkan solidaritas terhadap bangsanya (Ezr 9:6-15).

Garis Besar

[1] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN KORESY Ezr 1:1-6:22
Pembangunan kembali Rumah Tuhan
Ezr 1:1-11 Koresy mengizinkan orang Yahudi pulang ke negeri mereka
Ezr 2:1-67 Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan
Ezr 2:68-70 Apa yang pertama-tama dilakukan di Yerusalem
Ezr 3:1-6 Tata cara ibadat lama dipulihkan
Ezr 3:7-13 Peletakan pondasi pembangunan Rumah Tuhan
Ezr 4:1-24 Bangsa Yahudi menghadapi perlawanan
Ezr 5:1-17 Penyelidikan arsip
Ezr 6:1-12 Penganiayaan membuahkan berkat
Ezr 6:13-22 Rumah Tuhan selesai dibangun


[2] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN ARTAHSASTA Ezr 7:1-10:44
Pembangunan kembali bangsa Yahudi
Ezr 7:1-28 Ezra diperintahkan untuk kembali ke negerinya
Ezr 8:1-20 Daftar orang yang kembali dari pembuangan
Ezr 8:21-36 Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Ezra
Ezr 9:1-5 Dosa ditunjukkan
Ezr 9:6-15 Doa pengakuan dosa Ezra
Ezr 10:1-5 Reformasi dimulai
Ezr 10:6-15 Perintah langsung dari Ezra
Ezr 10:16-44 Nama-nama mereka yang tidak menghormati perintah Tuhan

Pesan

1. Apa yang diajarkan Ezra mengenai Allah
Ezra berbicara mengenai Allah sebagai Tuhan penguasa langit dan bumi (Ezr 1:2; 5:11), namun demikian ia Allah yang dapat dikenal dan dipercayai oleh umat-Nya.
Allah yang:
o memenuhi janji-janji-Nya. Ezr 1:1
o menggenapi rencana-Nya. Ezr 1:1, 5
o menjaga kekudusan secara mutlak. Ezr 4:3, 9:15
o mengubah yang jelek menjadi baik. Ezr 5:3-6:12
o mengatur segala segi kehidupan manusia. Ezr 7:27, 28
o melindungi umat-Nya. Ezr 8:21-23
o menjawab doa-doa mereka. Ezr 8:23,31
o di atas segalanya, baik. Ezr 3:11

2. Apa yang diajarkan Ezra mengenai penyembahan
Pemulihan kembali tata ibadah penyembahan merupakan prioritas utama bagi mereka yang kembali dari pembuangan. Ezr 3:1-6
Pelaku ibadat:
o bersatu. Ezr 3:1
o penuh sukacita. Ezr 3:11-13; 6:16
o tidak mengenal kompromi. Ezr 4:1-3, 6:21
o bertobat. Ezr 6:17
o taat. Ezr 3:2; 6:18

3. Apa yang diajarkan Ezra mengenai dosa
o dosa harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Ezr 9:3,4; 10:6
o dosa dapat berbentuk suatu kompromi yang tidak kelihatan. Ezr 4:1-3; 9:1-3
o dalam menangani dosa diperlukan pengakuan yang sungguh-sungguh tanpa mencoba untuk membela diri. Ezr 9:5-15
o pemulihan dosa hanya dapat terjadi dengan belas kasihan Allah. Ezr 9:13
o untuk menghalau dosa diperlukan langkah-langkah praktis. Ezr 10:7-17

Penerapan

1. Bagi para pemimpin dunia
o Allah mengatur segala masalah dunia.
o Allah akan memberkati mereka yang memperlakukan bangsa yang tertekan dengan adil.
o Allah akan menghargai mereka yang menepati janji.

2. Bagi gereja Kristen
o Uang harus diberikan untuk pekerjaan Allah dengan bebas dan dengan murah hati.
o Ibadah harus dipersembahkan kepada Allah dengan penuh sukacita.
o Persatuan dalam gereja adalah penting.
o Jagalah kemurnian penyembahan Anda: jangan membuang kekhasan ibadah Anda sebagai akibat kompromi dengan kepercayaan lain.
o Suatu perubahan sikap yang radikal -- meninggalkan cara hidup yang penuh dosa -- diperlukan jika Anda ingin Allah memberkati Anda.

3. Bagi pribadi-pribadi Kristen
o Jadikan ibadah kepada Allah sebagai prioritas utama.
o Jangan memandang enteng dosa.
o Pelajari Alkitab secara sungguh-sungguh.
o Taatilah Tuhan secara mutlak.
o Percayalah pada pemeliharaan Allah.
o Berilah persembahan dengan murah hati.
o Ambillah langkah-langkah praktis untuk bertambah-tambah dalam kesucian.

Tema-tema Kunci

Sejumlah tema dalam kitab Ezra mengundang orang Kristen untuk meninjau hubungan mereka dengan Allah.

1. Pengalaman Kristiani
Ezra menyadari bahwa Allah bekerja dalam hidupnya dan memimpin setiap langkahnya. Camkanlah khususnya ungkapan ini, "tangan Tuhan Allahnya berada di atasnya" (Ezr 7:6,9,28; 8:22,31). Pada saat-saat apa Anda merasakan kuasa Allah dalam hidup Anda?

2. Ambisi Kristiani
Kerinduan terbesar dalam kehidupan Ezra adalah firman Allah (Ezr 7:10). Ia mempelajarinya; menaati dan mengajarkannya. Belajar dan ketaatan seharusnya berjalan berdampingan. Lihatlah betapa erat hubungannya dengan Mazmur 119. Dengan cara bagaimana mempelajari Alkitab mempengaruhi hidup Anda?

3. Memberi secara Kristiani
Cara Anda menggunakan harta milik Anda merupakan suatu indikasi keadaan rohani Anda. Bangsa Yahudi yang baru kembali dari pembuangan memberi dengan spontan kepada Allah (Ezr 2:68,69). Tinjaulah kembali apa yang Anda berikan kepada Allah di bawah terang pengajaran yang terdapat dalam 2Korintus 8 dan 2Korintus 9, dan 1Korintus 16:2.

4. Kemurnian Kristiani
Tinjaulah hidup Anda dengan maksud untuk menemukan titik-titik rawan tempat Anda cenderung mengadakan kompromi dengan iman Anda. Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat Anda ambil untuk memastikan bahwa Anda tidak mengadakan kompromi.

5. Kegagalan Kristiani
Pada waktu Anda mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh bangsa Yahudi, apa yang telah Anda lakukan? Sebagian orang mencoba untuk melupakannya, tetapi Ezra (Ezr 9:1-10:44) mengajarkan bahwa kegagalan harus dihadapi, diakui, disesali dan diluruskan. Dengan jalan demikian pengampunan sejati dapat dirasakan.

6. Iman Kristiani
Tindakan Ezra untuk kembali ke Yerusalem tanpa dikawal oleh pasukan bersenjata merupakan tindakan yang sangat berani (Ezr 8:21-23). Mengapakah ia melakukan hal itu? Melalui perbuatan iman, baik kecil maupun besar, apakah Allah telah memanggil Anda dalam kehidupan kekristenan Anda? Sampai di mana pertumbuhan rohani bergantung pada perbuatan iman seperti itu.

Copas dari => http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=15&intro=pintisari

Gambar Pembangunan kembali bait suci